Desa Unik di India yang Dihuni Para Kembar

Di antara deretan bukit hijau dan perkebunan karet di Kerala, India, tersembunyi sebuah desa yang menyimpan salah satu misteri terbesar di dunia medis. Desa ini bernama Kodinhi, dan dari luar, ia tampak seperti desa pedesaan biasa. Namun, begitu melangkah masuk, kamu akan langsung menyadari ada sesuatu yang sangat aneh di sana. Kamu akan bertemu dengan banyak pasang anak kembar—entah itu kembar identik maupun tidak identik—di setiap sudut desa. Mulai dari anak-anak yang bermain di jalanan, hingga orang dewasa yang berbelanja di pasar, mereka seperti cerminan satu sama lain.

Fenomena ini bukan sekadar kebetulan. Desa Kodinhi dijuluki sebagai "Desa Kembar" karena populasi kembarnya yang luar biasa tinggi. Normalnya, angka kelahiran kembar di seluruh dunia adalah sekitar 9 dari 1.000 kelahiran. Di India sendiri, angka ini bahkan lebih rendah, yaitu sekitar 4 dari 1.000 kelahiran. Namun, di desa Kodinhi, angkanya melonjak drastis hingga mencapai 45 dari 1.000 kelahiran. Ini adalah angka yang bahkan lebih tinggi dari negara-negara yang terkenal dengan populasi kembar tinggi, seperti Nigeria.

Misteri yang Tak Terpecahkan

Fenomena ini mulai menarik perhatian dunia pada tahun 2008 ketika sebuah stasiun televisi lokal membuat liputan tentang keunikan desa ini. Sejak saat itu, para ilmuwan, peneliti medis, dan jurnalis dari seluruh dunia berbondong-bondong datang untuk mencari tahu penyebab di balik misteri ini.

Salah satu teori awal yang muncul adalah faktor genetika. Mungkinkah ada gen khusus di antara penduduk desa Kodinhi yang meningkatkan kemungkinan kelahiran kembar? Namun, setelah melakukan penelitian mendalam, para ilmuwan tidak menemukan adanya gen unik yang bisa menjelaskan fenomena tersebut. Mereka juga mengamati bahwa pernikahan silang antarkeluarga di desa ini tidak lebih sering terjadi dibandingkan desa-desa lain, yang membuat teori ini semakin lemah.

Teori lain yang sempat populer adalah faktor air. Beberapa peneliti menduga bahwa air yang dikonsumsi oleh penduduk desa mungkin mengandung mineral atau zat kimia tertentu yang memicu superovulasi pada wanita, yaitu pelepasan lebih dari satu sel telur saat ovulasi. Namun, teori ini juga belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Air di desa Kodinhi tidak menunjukkan kandungan mineral yang signifikan berbeda dari daerah sekitarnya.

Beberapa warga desa meyakini bahwa fenomena ini adalah anugerah atau berkah dari Tuhan. Mereka percaya bahwa desa mereka istimewa dan diberi keberkahan yang berbeda dari tempat lain. Meskipun demikian, para ilmuwan tidak puas dengan jawaban non-ilmiah ini dan terus berusaha mencari tahu.

Ilustrasi penduduk desa Kodinhi yang diisi mayoritas anak kembar. (ripleys.com)

Kehidupan Para Kembar

Terlepas dari misteri ilmiahnya, kehidupan di desa Kodinhi berjalan normal, meski dengan keunikannya. Anak-anak kembar sering kali mengalami kesulitan di sekolah, terutama saat guru harus membedakan mereka. Kisah-kisah lucu tentang salah mengenali kembar A dengan kembar B adalah hal yang biasa terjadi di sana. Di sisi lain, ikatan persaudaraan di antara para kembar ini sangat kuat. Mereka sering kali punya pemikiran atau perasaan yang sama, seolah ada ikatan telepati di antara mereka.

Uniknya lagi, fenomena ini tidak hanya terbatas pada pasangan kembar. Beberapa penelitian bahkan mencatat adanya kelahiran kembar tiga dan kembar empat, meskipun jumlahnya tidak sebanyak pasangan kembar dua. Para peneliti terus mengamati populasi ini, berharap suatu hari nanti mereka bisa menemukan jawaban pasti atas misteri desa kembar Kodinhi.

Apakah fenomena ini disebabkan oleh faktor genetik yang belum teridentifikasi? Atau mungkin karena pola makan dan lingkungan yang unik? Atau jangan-jangan, ada penjelasan lain yang sama sekali di luar nalar kita? Sampai saat ini, misteri Desa Kembar Kodinhi tetap menjadi teka-teki yang menantang para ilmuwan untuk dipecahkan.