Mary Celeste: Mengungkap Misteri Kapal Hantu di Samudra Atlantik
![]() | |
| Public Domain |
Pada tanggal 5 Desember 1872, di tengah hamparan luas Samudra Atlantik yang tenang, sebuah pemandangan aneh menarik perhatian awak kapal bernama Dei Gratia. Di kejauhan, mereka melihat sebuah kapal lain yang tampak oleng. Kapal itu terlihat berlayar tanpa tujuan, layarnya sebagian robek, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di atas deknya. Dengan firasat tidak enak, Kapten David Morehouse dari Dei Gratia memutuskan untuk mendekat.
Saat mereka semakin dekat, kejanggalan semakin terlihat. Kapal itu adalah sebuah brigantine besar bernama Mary Celeste. Layarnya tidak diatur dengan baik, dan kapal itu terus bergerak maju. Tidak ada seorang pun yang menjawab saat kru Dei Gratia memanggil. Sebuah tim kecil, dipimpin oleh perwira pertama Oliver Deveau, dikirim untuk naik ke kapal itu.
Saat Deveau melangkah ke atas dek Mary Celeste, ia disambut oleh keheningan total. Tidak ada suara, tidak ada langkah kaki, tidak ada bisik-bisik dari kabin. Kapal itu terasa seperti makam, di mana hidup seolah baru saja pergi.
Sebuah Kapal Utuh, Sebuah Kehidupan yang Terhenti
Keadaan di atas Mary Celeste sungguh membingungkan. Semua barang-barang pribadi dari sepuluh orang di dalamnya—Kapten Benjamin Briggs, istri dan putrinya, serta tujuh kru—berada di tempatnya. Baju-baju di dalam lemari, pipa tembakau milik kapten, bahkan uang saku tergeletak di meja rias istri kapten. Di dapur, makanan untuk sarapan pagi masih ada, seolah-olah mereka baru saja bergegas pergi di tengah-tengah makan.
Satu-satunya benda yang hilang dari kapal itu adalah sekoci darurat, kronometer, dan sekstan. Logbook terakhir yang ditemukan ditulis pada tanggal 25 November, sekitar sepuluh hari sebelum kapal itu ditemukan. Itu adalah catatan harian yang normal, tanpa ada tanda-tanda bahaya. Muatan kapal—1.701 barel alkohol mentah—masih utuh, tidak ada barel yang bocor atau hilang. Tidak ada tanda-tanda pertempuran, tidak ada darah, tidak ada goresan, tidak ada kerusakan pada lambung kapal. Mary Celeste tidak tenggelam, tetapi ditinggalkan dengan terburu-buru oleh semua orang di dalamnya.
Apa yang terjadi pada mereka? Apa yang membuat sepuluh orang yang sehat, termasuk seorang wanita dan anak-anak, meninggalkan kapal yang sempurna di tengah lautan? Ini adalah inti dari misteri Mary Celeste yang telah memicu spekulasi tanpa akhir selama lebih dari satu setengah abad.
Teori-Teori di Balik Kepergian Misterius
Sejak kapal itu ditemukan, ribuan halaman laporan, teori, dan spekulasi telah ditulis untuk mencoba memecahkan misteri ini.
1. Teori Bencana Alam: Teori yang paling diterima secara ilmiah adalah bahwa kru Mary Celeste meninggalkan kapal karena panik akibat bencana alam yang tiba-tiba. Salah satu skenario yang mungkin adalah gempa laut (seismo-quake). Sebuah gempa di dasar laut bisa menyebabkan gelombang kejut yang membuat kapal bergetar hebat. Kru mungkin mengira kapal akan hancur dan segera melarikan diri dengan sekoci. Skenario lain adalah waterspout atau puting beliung di atas air, yang bisa menciptakan ilusi seolah kapal akan terhisap ke dalam badai.
2. Teori Fume Beracun (Teori Paling Kuat): Teori ini berfokus pada muatan kapal, yaitu alkohol mentah. Alkohol yang disimpan dalam barel-barel kayu akan menghasilkan gas metana yang sangat mudah terbakar. Sejarawan dan ilmuwan berpendapat bahwa tekanan gas mungkin meningkat di dalam palka kapal. Kru, yang khawatir akan terjadi ledakan besar yang bisa menghancurkan kapal, memutuskan untuk segera mengungsi ke sekoci, sambil tetap terikat dengan kapal.
Dalam skenario ini, para kru mungkin mengira ledakan akan segera terjadi, sehingga mereka turun ke sekoci yang terikat tali ke kapal utama. Setelah menunggu sebentar, ledakan tidak terjadi. Mereka mungkin melihat gelombang gas yang tidak terlihat dan memutuskan untuk kembali ke kapal, tetapi tiba-tiba angin kencang memutus tali sekoci. Kru di sekoci terhanyut dan tidak bisa kembali, sementara Mary Celeste, yang ternyata baik-baik saja, melanjutkan perjalanannya tanpa mereka. Teori ini menjelaskan mengapa barang-barang penting seperti kronometer hilang, karena mungkin dibawa oleh Kapten Briggs untuk navigasi, dan mengapa tidak ada tanda-tanda kerusakan pada kapal.
3. Teori Pembajakan atau Pemberontakan (Kurang Kuat): Skenario yang lebih dramatis adalah pembajakan. Sebagian orang berspekulasi bahwa kapal itu diserang oleh bajak laut yang menculik kru dan meninggalkan kapal. Namun, teori ini memiliki kelemahan besar: mengapa perampok tidak mengambil muatan yang berharga? Mengapa semua barang pribadi masih ada di tempatnya? Jika itu adalah pembajakan, seharusnya ada tanda-tanda kekerasan, tetapi tidak ada.
Teori pemberontakan juga dipertimbangkan. Mungkin kru Mary Celeste memberontak terhadap Kapten Briggs dan membunuhnya, serta keluarganya, lalu meninggalkan kapal. Namun, teori ini juga tidak masuk akal. Tidak ada bukti pertikaian, dan sangat aneh jika mereka meninggalkan kapal yang berharga begitu saja.
Akhir dari Sebuah Misteri yang Abadi
Meskipun banyak teori, tidak ada yang bisa membuktikan apa yang terjadi pada Kapten Briggs dan krunya. Kisah Mary Celeste adalah misteri yang sempurna. Sebuah kapal yang berlayar dengan damai, membawa kehidupan, tiba-tiba menjadi hantu yang mengambang. Ini bukan hanya cerita tentang hilangnya manusia, tetapi juga tentang kekuatan alam yang tak terduga dan pilihan yang harus dibuat dalam situasi genting.
Mary Celeste tetap menjadi salah satu kapal paling terkenal dalam sejarah maritim, simbol dari bahaya lautan dan teka-teki yang tak terpecahkan. Keberadaannya mempesona kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak akan pernah terjawab.

Posting Komentar untuk "Mary Celeste: Mengungkap Misteri Kapal Hantu di Samudra Atlantik"