Fenomena “River of Blood” di India: Sungai Merah yang Pernah Mengguncang Dunia

Fenomena yang dijuluki “River of Blood” di India pernah membuat banyak orang terkejut dan ketakutan. Sungai yang biasanya mengalir jernih atau kecokelatan mendadak berubah menjadi merah pekat, menyerupai darah segar. Foto dan video kejadian ini dengan cepat menyebar di media sosial dan memicu berbagai spekulasi, mulai dari tanda bencana alam, fenomena supranatural, hingga pertanda kiamat seperti yang sering muncul dalam mitologi dan kitab kuno.

Peristiwa ini tercatat terjadi di beberapa wilayah India, terutama di negara bagian Kerala dan Maharashtra. Warga setempat melaporkan bahwa aliran sungai dan saluran air tiba-tiba berubah warna hanya dalam hitungan jam. Warna merah tersebut terlihat sangat mencolok, terutama di bawah sinar matahari, sehingga menimbulkan kesan mengerikan seolah-olah sungai itu benar-benar dipenuhi darah.

Bagi masyarakat lokal, kejadian ini bukan sekadar fenomena visual. Banyak yang mengaitkannya dengan pertanda buruk atau murka alam. Beberapa warga bahkan memilih untuk tidak menggunakan air sungai tersebut sama sekali, baik untuk mandi, mencuci, maupun keperluan sehari-hari. Ketakutan ini semakin diperkuat oleh ingatan kolektif tentang legenda dan cerita rakyat India yang sering menghubungkan perubahan alam ekstrem dengan peristiwa besar.

Namun, di balik kepanikan tersebut, para ilmuwan dan peneliti mulai melakukan penyelidikan. Sampel air diambil untuk dianalisis di laboratorium, dan hasilnya perlahan mengungkap penjelasan yang jauh lebih rasional. Warna merah pada sungai tersebut ternyata bukan berasal dari darah atau zat berbahaya, melainkan dari ledakan populasi mikroorganisme tertentu.

Salah satu penyebab utama fenomena “River of Blood” adalah alga merah dan fitoplankton yang berkembang pesat akibat perubahan kondisi lingkungan. Curah hujan tinggi, suhu yang meningkat, serta kandungan nutrisi berlebih di dalam air menciptakan kondisi ideal bagi mikroorganisme ini untuk berkembang biak secara masif. Ketika jumlahnya melonjak drastis, air sungai pun berubah warna menjadi merah atau merah kecokelatan.

Selain alga, faktor lain yang turut berperan adalah limbah industri dan pertanian. Beberapa wilayah di India memiliki aktivitas industri yang cukup padat di sekitar aliran sungai. Limbah yang mengandung zat besi, pewarna, atau senyawa organik tertentu dapat bereaksi dengan mikroorganisme di air, menghasilkan warna merah yang semakin intens. Kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia inilah yang sering kali memperparah fenomena tersebut.

Fenomena ini sebenarnya bukan kejadian tunggal dalam sejarah. Catatan tentang hujan merah dan sungai berwarna aneh sudah ada sejak ratusan tahun lalu, baik di India maupun di berbagai belahan dunia lainnya. Pada masa lalu, ketika ilmu pengetahuan belum berkembang, kejadian semacam ini hampir selalu dianggap sebagai pertanda gaib atau hukuman ilahi.

Yang menarik, meskipun tampak menyeramkan, fenomena “River of Blood” umumnya tidak berbahaya bagi manusia jika tidak disertai dengan kontaminasi kimia beracun. Namun, perubahan warna air tetap menjadi indikator penting bahwa ada ketidakseimbangan ekosistem yang sedang terjadi. Sungai yang berubah warna adalah sinyal alam bahwa lingkungan di sekitarnya sedang mengalami tekanan.

Fenomena ini juga menjadi pengingat betapa rapuhnya keseimbangan alam. Aktivitas manusia, perubahan iklim, dan eksploitasi lingkungan dapat memicu kejadian-kejadian aneh yang tampak misterius di permukaan. Apa yang terlihat seperti fenomena supranatural sering kali memiliki akar ilmiah yang kompleks dan saling berkaitan.

Pada akhirnya, “River of Blood” di India bukanlah sungai yang benar-benar berisi darah, melainkan cerminan dari interaksi rumit antara alam dan manusia. Fenomena ini mengajarkan bahwa alam selalu memberi tanda, dan tugas manusialah untuk memahami pesan tersebut sebelum dampaknya menjadi semakin besar.

Foto:
1. By The original uploader was Vsasi at English Wikipedia. - Transferred from en.wikipedia to Commons., CC BY 2.5, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=2629502
2. By Louis and Kumar's research paper, Fair use, https://en.wikipedia.org/w/index.php?curid=4337682