Menghilang di Atas Samudra: Misteri Hilangnya Amelia Earhart

https://www.britannica.com/biography/Amelia-Earhart

Pada tahun 1930-an, nama Amelia Earhart dikenal sebagai pahlawan sejati. Dia adalah seorang pilot wanita yang berani, memecahkan rekor demi rekor di langit. Dia menjadi wanita pertama yang berhasil terbang sendirian melintasi Samudra Atlantik, sebuah pencapaian yang membuatnya menjadi ikon global. Namun, ketenaran dan kariernya yang gemilang tiba-tiba terhenti oleh sebuah misteri yang hingga kini, hampir satu abad kemudian, masih belum terpecahkan. Kisah itu bermula pada penerbangan terakhirnya, saat dia mencoba mengukir sejarah sebagai orang pertama yang mengelilingi dunia lewat jalur ekuator.

Pada 20 Mei 1937, Amelia Earhart bersama navigatornya, Fred Noonan, memulai perjalanan epik dari Miami, Florida. Dengan pesawat Lockheed Model 10-E Electra, mereka terbang melintasi Amerika Selatan, Afrika, Asia, dan Australia. Perjalanan itu berjalan dengan baik, dan mereka berhasil menempuh hampir dua pertiga rute. Tantangan terberat ada di bagian terakhir: melintasi Samudra Pasifik yang luas.

Pada 2 Juli 1937, Amelia dan Fred lepas landas dari Lae, Papua Nugini, menuju Pulau Howland, sebuah pulau kecil di tengah Pasifik yang hampir tidak terlihat di peta. Jaraknya lebih dari 4.000 kilometer, penerbangan terpanjang dalam perjalanan mereka. Rencananya, mereka akan mengisi bahan bakar di sana sebelum melanjutkan perjalanan ke Honolulu. Namun, mereka tidak pernah sampai.

Komunikasi Terakhir dan Hilangnya Jejak

Pagi hari tanggal 2 Juli, radio di kapal penjaga pantai Amerika Serikat, Itasca, yang ditempatkan di dekat Pulau Howland, menangkap transmisi radio dari Amelia Earhart. Suaranya terdengar tegang dan panik. Dia melaporkan bahwa pesawatnya kehabisan bahan bakar dan mereka tidak bisa menemukan pulau tersebut. "Kami terbang di atas Anda, tapi tidak bisa melihatnya. Bahan bakar kami hampir habis. Kami tidak bisa melihat Anda," adalah salah satu pesan terakhirnya.

Setelah pesan itu, hening. Tidak ada lagi sinyal. Tim pencarian besar-besaran segera diluncurkan, menjadi operasi pencarian termahal dan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat saat itu. Namun, tidak ada sisa-sisa pesawat atau tanda-tanda keberadaan Amelia Earhart dan Fred Noonan yang pernah ditemukan. Mereka berdua dan pesawatnya menghilang tanpa jejak, seolah ditelan oleh Samudra Pasifik.

https://en.wikipedia.org/wiki/Amelia_Earhart

Teori-Teori yang Terus Hidup

Sejak saat itu, berbagai teori, baik yang masuk akal maupun yang fantastis, bermunculan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

1. Teori Kecelakaan dan Tenggelam (Crash-and-Sink) Ini adalah teori yang paling diterima secara luas. Pesawat Amelia mungkin kehabisan bahan bakar, jatuh ke laut, dan tenggelam di kedalaman Samudra Pasifik. Luasnya samudra membuat pencarian bangkai pesawat menjadi hal yang mustahil, sehingga tidak ada bukti yang pernah ditemukan.

2. Teori Terdampar (Castaway) Teori ini mengklaim bahwa Amelia Earhart berhasil melakukan pendaratan darurat di sebuah pulau tak berpenghuni. Sebagian besar teori ini menunjuk pada Pulau Nikumaroro, sebuah pulau karang kecil di Kiribati, yang berjarak sekitar 640 kilometer dari Pulau Howland. Penelitian arkeologi di pulau itu menemukan beberapa artefak yang diduga milik Amelia, termasuk botol, pisau, dan bahkan sisa-sisa tulang manusia yang cocok dengan deskripsi fisiknya. Namun, belum ada bukti konklusif yang bisa memastikan identitas tulang tersebut.

3. Teori Mata-Mata Teori ini sangat populer di kalangan penggemar konspirasi. Ada yang menduga bahwa Amelia Earhart dan Fred Noonan adalah mata-mata Amerika yang ditugaskan untuk memata-matai fasilitas militer Jepang di Pasifik. Mereka diduga ditangkap dan dieksekusi oleh tentara Jepang. Namun, teori ini tidak memiliki bukti nyata dan telah dibantah oleh para sejarawan.

Hingga saat ini, hilangnya Amelia Earhart tetap menjadi misteri yang membuat banyak orang penasaran. Keberaniannya menginspirasi, dan akhir kisahnya yang tragis membuat namanya abadi. Kisah-kisahnya menjadi pelajaran berharga bahwa di balik setiap pencapaian besar, selalu ada risiko yang mengintai.